Selasa, 15 November 2011

PREEEKLAMSIA


GAMBARAN UMUM DARI PREEKLAMSIA

Etiologi Preeklampsia
Hampir semua wanita hamil bisa mengidap preeklamsia. Preeklamsia bisa juga terjadi pada wanita yang menjalani masa kehamilan pada usia 30-35 tahun dan wanita yang menderita obesitas.
Preeklamsia juga bisa terjadi pada kondisi kehamilan kembar dan kehamilan jarak jauh, sekitar 10 tahun. Preeklamsia juga sering dikaitkan dengan faktor genetik seseorang. Ada banyak gejala yang muncul. Terkadang gejala-gejala ini kerap kali dianggap wajar. Salah satunya adalah sakit kepala karena hipertensi, terutama jika kehamilan telah mencapai usia lebih dari 20 minggu.
Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum diketahui, namun beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim.

Berdasarkan beberapa penelitian Preeklamsia juga disebabkan oleh sebagai berikut:
1. Hipotesis iskemia plasenta : berdasarkan hipotesis ini, iskemik plasenta menghasilkan peningkatan pelepasan membran - membran mikrovilli sinsitiotrofoblas, yang dapat menjadi penyebab disfungsi sel endotel.
2. Hipotesis maladaptasi imun : berdasarkan hipotesis ini, mekanisme imun terlibat dalam patogenesis preeklampsia. Maladaptasi imun memberikan penjelasan yang menarik tentang gangguan invasi trofoblas endovaskuler, dan aktivasi abnormal sel-sel limfoid desidua dapat menjelaskan peningkatan kadar spesies radikal bebas, neutrofil elastase dan sitokin, seperti tumor necrosis factor (TNF) dan interleukin-1 (IL-1), yang telah ditemukan berada pada preeklampsia.
3. Preeklampsia sebagai penyakit genetik: preeklampsia berat dan eklampsia memiliki tendesi familial. Perkembangan preeklampsia-eklampsia boleh jadi didasarkan pada gen resesif tunggal atau gen dominan dengan incomplete penetrance. Penetrance mungkin tergantung pada genotip janin. Keterkaitan multifaktorial merupakan kemungkinan lainnya.

Patofisiologi
Hipertensi terjadi sekitar 6%-10% pada seluruh kehamilan, dan kelainan hipertensi dalam kehamilan dan khususnya preeklampsia merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada maternal dan perinatal di negara-negara berkembang dan negara maju. Sampai saat ini, hal ini selalu dianggap bahwa kelainan hipertensi yang diinduksi kehamilan adalah respon patologis. Pada negara-negara berkembang, hiper-tensi nonproteinuria yang timbul lambat pada kehamilan tidak berhubungan dengan peningkatan morbiditas atau mortalitas perinatal maupun penurunan berat badan lahir.
Pada keadaan yang jarang, bentuk penyakit yang berat, biasanya muncul pada akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga dan biasanya disertai dengan proteinuria bermakna, hal ini menandakan peningkatan mortalitas dan morbiditas perinatal; kasus ini disebut sebagai preeklampsia. Terminologi kelainan hipertensi yang diinduksi kehamilan digunakan sebagai sebutan untuk semua kelainan hipertensi, dengan atau tanpa proteinuria, yang diinduksi oleh kehamilan.

Tanda dan Gejala Penyakit
Pada kasus preeklamsia ini akan ditemukan peningkatan tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg. Terjadi pembengkakan di daerah kaki dan tungkai. Pada kondisi yang lebih berat, pembengkakan terjadi di seluruh tubuh karena pembuluh kapiler bocor, sehingga air yang merupakan bagian sel merembes dan masuk ke dalam jaringan tubuh dan tertimbun di bagian tertentu.
Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala penglihatan menjadi kabur dan sensitif terhadap cahaya. Penderita juga sering merasakan nyeri perut bagian atas, biasanya di bawah rusuk sebelah kanan, sakit kepala yang berat, perubahan pada reflex, penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali., ada darah pada air kencing, pusing disertai mual. Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu selama trimester kedua dan lebih dari 0,45 kg setiap minggu pada trimester ketiga. Selain bengkak pada kaki dan tangan, protein pada urine dan tekanan darah tinggi,

Gambaran Laboratorik
Pada pemeriksaan laboratorium pada preeklamsia akan ditemukan kadar protein tinggi di dalam urin karena gangguan dari ginjal, lekosit <5000/ml, hemoglobin <12 g %. Pengobatan, Perawatan, dan Pencegahan Diagnosa berdasarkan riwayat pasien dan pemeriksaan. Apabila pada pemeriksaan ditemukan kondisi seperti yang telah disebutkan di atas, sudah bisa dipastikan ibu itu menderita preeklamsia. Pemeriksaan melliputi pemeriksaan darah, jumlah urin, dan pemeriksaan ginjal. Bila penderita hanya mengalami preeklamsia ringan, kondisi ini tidak selalu memerlukan obat tapi hanya pemeriksaan rutin kehamilan. Pemberian obat atau suplemen tidak menjamin mencegah penderita dari preeklamsia, tetapi membantu mengontrol kondisi penderita. Tapi jika preeklamsia yang lebih serius, penderita disarankan beristirahat total di tempat tidur atau mungkin dianjurkan menjalankan perawatan di rumah sakit karena kondisi umumnya harus dipantau terus guna melihat tekanan darah dan perkembangan bayi. Pengobatan yang dilakukan tergantung pada umur kehamilan dan seberapa dekatnya dengan perkiraan kelahiran. Bila preeklamsia terjadi pada minggu-minggu akhir kehamilan, akan segera dilakukan tindakan untuk mengeluarkan bayi. Tetapi jika preeklamsia terjadi pada awal kehamilan, tindakankan yang akan dilakukan berusaha memperpanjang kehamilan sampai bayi dianggap telah cukup kuat untuk lahir. Apabila sudah dekat dengan tanggal perkiraan kelahiran dan bayi sudah dianggap cukup berkembang, akan segera dilakukan proses melahirkan bayi, tetapi ada baiknya jika penderita menjalani perawatan di rumah sakit sebelum persalinan untuk menghindari risiko terburuknya. Penderita sebaiknya jangan sampai mengalami kejang-kejang. Jika tidak, kondisi menjadi buruk. Jika kondisi semakin memburuk, hal itu akan mempengaruhi fungsi jantung, hati dan paru-paru yang dapat menyebabkan kematian. Jika keadaan umum penderita kian memburuk, akan segera dilakukan induksi atau bedah caesar untuk mempercepat kelahiran dan menyelamatkan ibu dan bayi. TUJUAN DAN SYARAT DIET PADA PREEKLAMPSIA
Prinsip Diet
Diet yang diberikan pada prekklampsia adalah diet preeklampsia yang juga termasuk dalam diet rendah garam. Diet pada preeklampsia dibagi menjadi beberapa tahapan sesuai dengan keadaan dan kondisi penyakit pasien. Semakin tinggi tingkat keparahan pasien maka diet yang diberikan semakin rendah. Diet Preeklampsia I umumnya diberikan kepada pasien dengan preeklampsia berat. Namun tahapan diet ini tidak dapat diberikn dalam jangka waktu yang lama karena rendah zat gizi.
Pada diet preeklampsia, hal yang penting untuk diperhatikan adalah asupan natrium. Hal ini dikarenakan preeklampsia merupakan bagian dari hipertensi. Asupan protein, vitamin, dan mineral juga perlu diperhatikan mengingat kondisi pasien yang sedang hamil dan mengalami proteinuria sehingga membutuhkan zat gizi tersebut dalam jumlah cukup.

Tujuan Diet
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
2. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
3. Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air
4. Mencapai keseimbangn nitrogen
5. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
6. Mengurangi atau mencegah terjadinya faktor resiko lain
Syarat Diet
1. Energi dan semua zat gizi cukup
2. Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1,5-2 g/kg/BB/hari
3. Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda dan tunggal..
4. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
5. Bentuk makanan disesuaikna dengan keadaan penderita.
6. Cairan 2500 ml sehari, jika terdapat oliguria maka asupannya harus disesuaikan dengan cairan yang dikeluarkan.

BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN DAN TIDAK DIANJURKAN

Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan dalam diet pada preeklampsia dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 1 Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

0 komentar:

Posting Komentar